Tetap Optimis menjadi negara berpendidikan.
Pendidikan merupakan salah satu tanda kemajuan peradaban bangsa. Dengan pendidikan, semua akan menjadi mudah untuk menyelesaikan suatu permasalahan bangsa sendiri. Jika tanpa pendidikan, suatu bangsa akan ketinggalan dengan bangsa lain yang memiliki pendidikan yang baik. pendidikan yang baik menghasilkan sumber daya manusia yang baik, begitu pula sebaliknya, jika  pendidikan masih kurang akan menghasilkan sumber daya manusia yang belum bisa bersaing. Berdasarkan hasil studi dari PISA (Program for International Student Assessment) tahun 2015, pendidikan Indonesia menduduki peringkat 69 dari 76 negara, dan berdasarkan studi TIMSS (Trends In International Mathematics and Science Study) Indonesia menduduki peringkat 36 dari 49 negara[1]. Berdasarkan hasil studi dari dua lembaga international tersebut Indonesia masih dikatakan rendah.  

Mengingat kembali bahwa MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) dan pasar bebas telah memasuki Indonesia, tanpa disadari akan kembali seperti masa penjajahan, yang berarti bahwa sumber daya manusia Indonesia akan tersingkir oleh sumber daya manusia dari negara lain.  Karena kurangnya kualitas sumber daya manusia yang terampil dan professional. Indonesia akan kalah bersaing dengan negara-negara lain yang memiliki sumber daya manusia yang terampilan dalam merebutkan lapangan pekerjaan pada era globalisasi saat ini. Jika pendidikan Indonesia masih belum berbenah, maka akan tetap kalah bersaing dengan negara-negara lain, bahkan negara tetangga sendiri.

APBN untuk sektor Pendidikan, apakah sudah tepat sasaran?


Berdasarkan laporan APBN tahun 2016, anggaran untuk meningkatkan mutu pendidikan sebesar 20%[2].  Dari keseluruhan APBN 2016 dan setiap tahun mengalami peningkatan anggaran disektor pendidikan, anggaran ini dipergunakan untuk meningkatkan kualitas dan akses pendidikan, yaitu melalui kartu pintar, beasiswa, peningkatan kompetensi tenaga pendidik, pembangunan sekolah, pemberian Bantuan Operasional Sekolah

Karena belajar juga membutuhkan tempat yang baik
Terdapat 70% infratruktur kelas mengalami kerusakan[3]. Meski anggaran pendidikan 20% alokasi dana masih belum teralokasikan dengan cepat dan tepat sasaran. Berdasarkan data dari data.go.id, dari 1.661.232 kelas dari seluruh tingkat sekolah terdapat 486.935 kelas dalam kondisi baik dan terdapat 1.174.297 ruang kelas mengalami kerusakan yang terdiri dari kerusakan ringan 909.692 kelas, kerusakan sedang 98.899 kelas, dan kerusakan berat 165.706 kelas, ruang kelas yang mengalami kerusakan terbanyak terdapat pada tingkat Sekolah Dasar yaitu 773.574 ruang kelas[4]. Hal ini sangat memprihatinkan, karena  pada tingkat Sekolah Dasar harusnya para murid mendapatkan infratruktur yang memadai, untuk dapat termotivasi dalam kegiatan belajar. 

Anggaran 20% dari APBN untuk pengembangan pendidikan merupakan langkah yang tepat dari pemerintah untuk dapat mencerdaskan bangsa, dan sebagai modal untuk dapat bersaing di era globalisasi saat ini, tetapi dengan anggaran tersebut, seharusnya dengan cepat dan tepat sesuai dengan kondisi pada infratruktur sekolah, sehingga para pelajar dan pengajar nyaman dalam menjalankan kegiatan belajar-mengajar. Sebab kenyamanan dalam kegiatan belajar-mengajar membutuhkan kenyamanan lingkungan yang baik, sehingga proses belajar dapat secara efektif dan efesien tersampaikan ke para pelajar.

Semangat riset dan penelitian

Pengembangan riset dan penelitian sangat berpengaruh pada kemajuan bangsa, untuk menciptakan inovasi dan menemukan sesuatu hasil yang dapat mempermudah kehidupan masyrakat dan lingkungan. Dengan kemajuan dan banyaknya hasil penilitian dan riset maka negara tersebut akan dihormati oleh negara lain.

Di Indonesia, riset dan penelitian masih kurang banyak, hal ini disebabkan kurang perhatian pemerintah dalam pengembangan riset dan penelitian[6], dan juga disebabkan kurangnya infratruktur dan fasilitas untuk mendudung perkembangan riset dan penelitian menjadi kurang optimal.

Seharusnya pemerintah selalu memperhatikan ilmuwan dalam negeri dan membiayai riset dan penelitian dalam negeri. Beberapa ilmuwan Indonesia yang memiliki hasil riset dan penelitian yang sangat baik yang sebelumnya kurang perhatian dari pemerintah Indonesia terhadap ilmuwan Indonesia. Jangan lagi ilmuwan bangsa sendiri tidak dihargai oleh bangsa sendiri, tapi dihargai oleh bangsa lain[7], Sehingga ilmuwan indonesia pergi ke negera lain agar riset dan penelitiannya dapat berkembang.

Ternyata, Ada dusta di sektor pendidikan

Naik-Turunnya korupsi di Indonesia, Semoga sektor pendidikan bersih dari korupsi.
Isu korupsi di Indonesia masih menghantui pembangunan bangsa, khususnya dalam pembangunan pendidikan. Berdasarkan data dari ICW (Indonesia Corruption Watch) terdapat 425 kasus korupsi terkait anggaran pendidikan periode 2005-2016[5].  Penggelapan menjadi modus terbanyak yang mencakup 132 kasus dengan nilai kerugian negara mencapai Rp 518,7 miliar. Mark up anggaran pendidikan menjadi modus dengan kerugian terbesar kedua yang mencapai Rp 448,3 miliar, ketiga yaitu modus proyek fiktif yang merugikan negara hingga Rp 175 miliar. Selain itu, modus penyalahgunaan anggaran Rp. 106 Miliar dan penyalahgunaan wewenang Rp. 62,9 Miliar dan modus terakhir yaitu suap atau gratifikasi nilai kerugian negara mencapai Rp 55,5 miliar[6]. Dari berbagai modus tersebut total kerugian negara di sektor pendidikan sebesar Rp. 1,3 Triliun dalam satu dekade. 

Korupsi merupakan salah satu halangan untuk pembangunan pendidikan di Indonesia, sehingga pembangunan disektor pendidikan menjadi kurang optimal. Kurangnya pengawasan pengelolahan dana pendidikan menjadi salah satu faktor terjadinya korupsi, pengawasan pengelolahan dana pendidikan harus diketatkan dan diawasi terus menerus. 


Jadi apa yang harus dilakukan?
Pendidikan memang sangat penting bagi suatu negara, anggaran 20% APBN harus merata dengan cepat dan tepat sasaran, sehingga pendidikan Indonesia semakin membaik, dengan demikan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkompetensi di era globalisasi saat ini yang semakin ketat dalam persaingan.

Anggaran sektor pendidikan masih jadi sasaran korupsi, sebaiknya selalu diaawasi dengan ketat anggaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dengan tujuan anggaran dapat tepat sasaran dan pembangunan pendidikan Indonesia berjalan dengan baik.

Pemerintah tidak akan bisa berjalan sendiri untuk meningkatkan mutu pendidikan, perlu adanya peran masyarkat untuk lebih sadar pentingnya pendidikan yang saat ini persaingan global yang semakin ketat. Dengan begitu, sumber daya manusia Indonesia bisa bersaing dengan bangsa lain.

Sifat gotong-royong, saling mengasihi dalam pembangunan juga bisa diterapkan disektor pendidikan, karena tanpa masyarakat yang sadar pentingnya memajukan pendidikan, pengembangan pendidikan terasa percuma. Dengan anggaran 20% untuk pendidikan akan terasa percuma jika masyarakat tidak memaksimalkan anggaran yang diberi oleh pemerintah.

Dengan seluruh bantuan dari berbagai pihak dalam hal ini ini yaitu pemerintah dan masyarakat, pendidikan indonesia akan semakin membaik, dan dapat bersaing antar bangsa lainnya. Selalu tetap optimis meski persoalan di Indonesia belum membaik, karena kita Indonesia. (AZR)

Permintaan Presiden Republik Indonesia. sumber kutipan: Pikiran Rakyat[8].

 _____________________________________________________________________________________
  
Rujukan:

[1] Sarnapi, Peringkat Pendidikan Indonesia masih rendah, Pikiran Rakyat; 2016 (http://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/2016/06/18/peringkat-pendidikan-indonesia-masih-rendah-372187). Diakses pada tanggal 5 November 2016.

[2] Kemenkeu. Informasi APBN 2016. http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/bibfinal.pdf. Diakses pada tanggal 5 November 2016.

[3] Data.go.id. Ruang Kelas Menurut Kondisi. http://data.go.id/dataset/ruang-kelas-menurut-kondisi.

[4] Rachmaningtyas, Ayu. ICE Mencatat ada 425 Jasus Korupsi Pendidikan Sepanjang 2005-2016, Kompas; 2016 (http://nasional.kompas.com/read/2016/05/17/18321681/icw.mencatat.ada.425.kasus.korupsi.pendidikan.sepanjang.2005-2016). Diakses pada tanggal 5 November 2016.


[6] Afriani Susanti. Dukungan Pemerintah dalam Riset sangat Krusial. Okezone; 2016 (http://news.okezone.com/read/2016/02/19/65/1316270/dukungan-pemerintah-dalam-riset-sangat-krusial). Diakses pada tanggal 5 November 2016.

[7] Stevani Elisabeth, Dana Riset Rendah, Peneliti Lari ke Luar Negeri. Sinarharapan; 2016 (sinarharapanhttp://sinarharapan.net/2016/09/dana-riset-di-indonesia-rendah-peneliti-lari-ke-luar-negeri/) Diakses pada tanggal 6 November 2016